

KELOMPOK 4

DI SUSUN :
IKE TRISNAWATI
1310253765004
PEND.FISIKA
DOSEN PENGAJAR :
EFRIANA JHON S.Pd M.Pd
STKIP M WILAYAH JAMBI DI SUNGAI PENUH
T.A 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penyusunan karya
tulis ini disusun untuk memenuhi tugas pengetahuan lingkungan. Selain itu tujuan dari
penyusunan karya tulis ini juga untuk menambah wawasan tentang masalah
pencemaran dan dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan.
Akhirnya
kami menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan karya tulis selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR
ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar belakang.........................................................................
.....
B.
rumusan masalah...........................................................................
C. Tujan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
-
Pengertian Pencemaran
Udara..............................................................
-
Penyebab Pencemaran
Udara...............................................................
-
Dampak Pencemaran
Udara.................................................................
-
Cara Mengatasi Pencemaran Udara..............................................................
BAB III PENUTUP
-
Kesimpulan...........................................................................................
-
Saran.....................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan udara. Udara merupakan salah
satu kebutuhan dasar dalam kehidupan, maka udara perlu dijaga agar tidak
tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat racun.
Pencemaran udara berwujud gas dalam pertikel-partikel.
Pencemaran udara yang berwujud gas antara gas metana, gas belerang oksida, gas
hidrogen sulfida, dan karbon monoksida dari kendaraan bermotor, adapun
pencemaran udara berwujud partikel antara lain debu, abu, dan asap.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa penyebab pencemaran udara?
3. Apa dampak pencemaran udara?
4. Bagaimana Cara mencegah pencemaran udara?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang
“Pencemaran udara”.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pencemaran Udara
Pengertian
pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12
mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,
pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan,
letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut
Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Sedangkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang
Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara
dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya.
Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka
waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan,
maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).
Penyebab Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
1.
|
Faktor alam (internal) yang
bersumber dari aktivitas alam
|
|
Contoh :
|
- abu yang dikeluarkan akibat
letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik - debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin - bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik |
|
2.
|
Faktor manusia (eksternal) yang
bersumber dari hasil aktivitas manusia
|
|
Contoh :
|
- hasil pembakaran bahan-bahan
fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik - pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara - pembakaran sampah rumah tangga - pembakaran hutan |
|
Zat-zat Pencemaran Udara
|
||
Ada beberapa yang
dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida. |
||
1.
|
Karbon monoksida (CO)
|
|
Gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan
bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
|
||
2.
|
Nitrogen dioksida (NO2)
|
|
Gas yang paling beracun.
Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan
knalpot kendaraan bermotor.
|
||
3.
|
Sulfur dioksida (SO2)
|
|
Gas yang berbau tajam, tidak
berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
|
||
5.
|
Hidrokarbon (HC)
|
|
Uap bensin yang tidak terbakar.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
|
||
6.
|
Chlorofluorocarbon (CFC)
|
|
Gas yang dapat menyebabkan
menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai
alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut,
pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
|
||
7.
|
Timbal (Pb)
|
|
Logam berat yang digunakan manusia
untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran
tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.
|
||
8.
|
karbon dioksida (CO2)
|
|
Gas yang dihasilkan dari
pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil
kebakaran hutan.
|
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Penanggulangan dan pencegahan
pencemaran udara
Oleh
karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan
sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan
atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan
menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni :
a) Penanggulangan Secara Non-teknis
b) Penanggulangan Secara Teknik
Melalui cara penanggulangan dengan
cara non-teknis dan teknis ini diharapkan bahwa pencemaran lingkungan akan jauh
berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan.
Strategi Penanggulangan Pencemaran Udara Dari Sektor
Transportasi
Masalah
pencemaran udara dari sektor transportasi, sudah saatnya mendapat perhatian
yang serius. Seperti juga keseriusan untuk mendapatkan sistem transportasi yang
lebih baik, efisien, murah dan nyaman. Sektor transportasi di Indonesia telah
menjadi kontributor utama pencemaran udara, khususnya untuk jenis-jenis
pencemar:
Karbon monoksida
(CO), Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb), dan Karbon
dioksida (CO2), yang semuanya itu bukan hanya berbahaya bagi kesehatan manusia,
tetapi juga mengancam lingkungan, bahkan lingkungan global. Berbagai strategi
perlu segera dirumuskan untuk menanggulangi masalah tersebut.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama
ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor
lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah
berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya, seperti :
-
Pemberian izin bagi angkutan umum
kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti
bus dan kereta api, diperbanyak.
-
Pembatasan usia kendaraan, terutama
bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab,
semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi
untuk memberi kontribusi polutan udara.
-
Potensi terbesar polusi oleh
kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu,
pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan
dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
-
Pemberian penghambat laju kendaraan
di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur”
justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
-
Uji emisi harus dilakukan secara
berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot
check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi
polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat
dan kelengkapan kendaraan yang lain.
-
Penanaman pohon-pohon yang berdaun
lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di
sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini kami menyimpulkan bahwa udara
adalah komponen yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama
manusia. Namun, seiring laju globalisasi semakin sulit mendapatkan udara sehat
dari alam bebas, terutama kota-kota besar.
B.
Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar kita semua
menyadari dampak dari adanya pencemaran udara dan kita harus bisa menanggulangi
pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
Ekasatya N,
1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,Departemen
Perindustrian R.I, Jakarta.
elearning.usu.ac.id
pencemaran udara
id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon.
Joseph M,
Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental
Mahida, U.N,
1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan
oleh Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.
Management, An
International Journal for Decision Makers and Scientists, Vol 13, Number
3, p. 273.
Saeni
(1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor.
Wisaksono, W
dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan
Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar